Minggu, 15 November 2009

KETOPRAK 2C

Di antara semua sahabat-sahabatku yang aktif ngobrol di FB, ada satu grup yang menjadi favoritku di inbox. Setiap kali aku buka FB, mataku pasti tertuju ke inbox. Kadang sedih jika para mantan penjahat semasa kelas 2 di SMP ternyata tidak mempostingkan komen. Rindu dan jengkel karena serasa dilupakan. Kadang penasaran juga, ada apa dengan mereka?
Bertahun-tahun ibu kriting ini tidak pernah memamerkan kemampuan berbahasa Jawa Timuran karena tidak ada lawan di tanah Pasundan nan elok ini. Waktu tinggal di Jakarta pun saya lebih akrab dengan “loe-gue” daripada “ngomong Coro Jowo” padahal bos banyak yang orang Jokaw. Sejujurnya diri ini masih fasih. Jika ada ujian TOEFL-nya pasti lulus with flying colour!!. Paling juga berlatih dengan ayahanda tercinta yang Jawasentris (nuwun sewu pak, niki Cuma tulisan kok!). Ini berarti saat orang-orang DPR lan MPR sibuk mencari terjemahan atau penterjemah Basa Jawa Timuran silakan menghubungi saya. Gratis lah apalagi demi persatuan dan kesatuan bangsa. 
Alasan inilah yang menjadi pokok pikiran kenapa saya tetap setia dengan penjahat-penjahat SMP saya. Basa jawa timuran yang lekat dengan kepribadian berani bicara karena benar. Semangat arek-arek Suroboyo lah yang menjiwai kenakalan kami. Dulu kami sangat “kreatif” karena bukan nakal biasa. Kelas yang isinya anak-anak cerdas ini malah selalu bikin onar. Obrolan inilah yang kami bahas selama setahun ini. Tentunya dengan Basa Jawa khas Suroboyoan. Semua “kata-kata indah” yang kemungkinan disensor jika tampil dimuka umum, dengan bebas kami praktekkan di inbox tercinta kami. Inilah yang menjadikan kami semua setuju jika judulnya kelompok obrolan ini “Ketoprak 2C”. Sampai sudah sempat beberapa kali ganti judul. Salah satu judul yang menarik adalah “Easy Company”. Ini diambil dari film perang yang berbentuk serial terkenal “Band of Brothers”. Kami memang orang-orang keras kepala yang seperti digambarkan dalam film perang itu. Jika mereka perang melawan Jerman (karena settingnya PD II) maka kami berperang dengan kerasnya kehidupan. Indahnya persahabatan kami seperti tampak dalam film itu. Hilang dan perginya beberapa anggota kelas kami juga mirip dengan film itu.
Obrolan demi obrolan yang mengalir membentuk beberapa topik lucu. Ada yang mengenang hukuman semasa di SMP. Ini seru sebab sekolah kami termasuk sekolah paling prestisius dan penuh disiplin di Surabaya dan terletak di Jalan Pacar, tepat di belakang Gedung Kotamadya Surabaya. Ada juga obrolan tentang pembentukan gank di sekolah. Patut diingat, walaupun berbeda-beda gank kami selalu satu. Ada tiga gank di kelas kami waktu itu Gank Sikhil dan Gank Blethak (ini gank cowok-cowok) kemudian cewek-cewek di kelas ini juga mendirikan sebuah gank, tapi tidak seperti gank cewek jaman sekarang yang penuh dengan kekerasan dan bullying. Kami dulu mengembangkan kegiatan positif, mulai dari belajar bareng sampai menjadi tim sukses kejuaran K-3 (Kebersihan, Keindahan dan Keamanan) sekolah. Ditambah lagi gank cewek-cewek penguasa kelas ini sangat responsive dngan keadaan dunia luar. Saat itu Corry Aquino, mantan presiden wanita pertama Filipina sedang berjuang melawan dictator Marcos dengan menggunakan warna kuning sebagai lambang perlawanan. Kami, gank CJE demikianlah nama gank kami (tapi jangan minta kepanjangannya nanti dicekal), pada hari itu ”memaksa” teman-teman sekelas kami memakai pita kuning sebagai tanda ikut bersimpati atas perjuangan wanita Filipina tersebut. Saat beliau menang,kami bangga bukan kepalang. Pahlawan kami menang. LABAN!!!!
Dilain waktu, saat hari kasih sayang tiba, kami yang notabene bukan cewek popular di sekolah membuat acara Valentine ’s Day sendiri. Saat cewek-cewek popular lainnya sibuk mencari pasangan untuk diajak ke pesta Val’s day. Kami hanya memandang mereka dengan takjub. Hebat mereka. Sudah cantik, beken, punya cowok lagi!!! Wah, berhubung CJE tidak termasuk daftar undangan, maka dengan semangat arek-arek Suroboyo kami membuat acara sendiri dengan bertukar kado di kelas dan kembali menggunakan pita, kali ini pink, untuk merayakannya. Puaaaaas rasanya bisa merayakan sebuah kegembiraan bersama teman sekelas yang sama-sama jomblo. 
Ada titik temu dalam hidup si kriting ini, mungkin ini alas an kenapa sekarang saya terjun bebas ke dunia komunikasi. Saat berdarmawisata ke Yogyakarta, saya tiba-tiba didaulat Gank Sikhil dan Gank Blethak menjadi tukang foto dadakan sebab banyak teman-teman cowok yang ingin memiliki foto sahabat-sahabat terdekatku. Anak CJE memang manis binti cakep tak lupa pinter my man…. Kebetulan si Kriting ini bersahabat dengan dua cewek terpopuler di kelas. Pertama, Susi yang imut, periang dan cerdas kemudian satu lagi Vina, cewek manis pendiam berkulit putih dan pinternya ‘gak kalah dengan Susi. Sementara si Kriting ini hanya golongan manusia biasa yang selalu acak-acakan. Bukan masalah selama jadi sobat anak-anak cakep pasti ikut cakep kan?!. Kumpul anak-anak pinter ikut pinter. So, kalo si Kriting kumpul anak pinter dan cakep ya ketularan pinter plus cakep dwoooonk!!! Dalam perjalanan ke Yogyakarta kami habiskan waktu dengan bercakap-cakap dan menyanyi di kereta api. Saat itulah tukang foto keliling ini beraksi. Jepret sana jepret sini. Hasilnya: Cuma ucapan terima kasih. Tapi senengnya setengah mati sudah membuat orang orang lain bahagia. Untung juga ada yang mau memotret tukang foto keliling ini akhirnya dan foto itu tersimpan dengan rapi sehingga 20 tahun kemudian foto itu muncul sebagai “sweet memory of tukang foto keliling”.
Kenangan manis lainnya adalah saat perpisahan yang dilaksanakan di garasi rumah si Kriting. Kami membuat acara yang benar-benar heboh (untuk ukuran saat itu) ada band, ada tukar-tukaran kado dan foto-foto lucu dengan teman-teman sekelas. Tak lupa mengundang guru untuk meresmikan pesta kami. Kalah kreatif anak-anak sekarang dengan kami saat muda dahulu… Forever Young , I want to be forever young, do you really want to life forever, forever young!!!